SURABAYA – Satgas Pangan Bareskrim Polri bersama dengan Satgas Pangan Polda Jatim melaksanakan sidak di beberapa di Surabaya diantaranya Pasar Genteng dan Pasar Wonokromo.
Dalam sidak kali ini Tim dipimpin oleh Kombes Pol Dr. Didik Suharyanto, SH, MM dan Kombes Pol Hendy Febriyanto Kurniawan, SIK didampingi oleh tim Satgas Pangan Polda Jatim.
Selain di pasar Surabaya, Tim Satgas Pangan juga melakukan pengecekan bahan pokok pangan di Pasar Larangan Sidoarjo.
Kombes Pol Dr. Didik Suharyanto menyampikan bahwa Sidak di Pasar larangan Sidoarjo difokuskan terhadap komoditas beras.
“Karena saat ini beras merupakan penyumbang inflasi terbesar di Indonesia, dan pasar Larangan Sidoarjo merupakan salah satu pasar sentra beras di Jatim.”ujar Kombes Didik, Rabu (13/12).
Beras yang diperdagangkan di pasar Larangan Sidoarjo mayoritas beras premium dijual dengan harga mulai Rp. 12.600,-/kg sampai dengan Rp. 13.900,-/kg.
Menurutnya harga beras di Pasar Larangan masih sesuai dengan HET beras premium Rp.13.900,-/kg.
“Hanya ada beras merek Pelikan yang dijual dengan harga Rp. 14.100,-/kg,” ujar Kombes Didik.
Sedangkan beras medium yang tersedia adalah beras SPHP milik Perum Bulog dijual dengan harga Rp. 10.900,-/kg dan sudah sesuai dengan HET.
Kombes Pol Didik juga mengungkapkan, pada saat dilaksanakan sidak sempat berbincang bincang dengan pedagang dan mayoritas pedagang menyampaikan bahwa saat ini beras SPHP dari Bulog yang banyak dicari oleh masyarakat.
Menurut pedagang, karena harganya murah dan kualitasnya tidak kalah dengan beras premium sehingga memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat dalam berbelanja beras.
Setelah melaksanakan sidak di pasar larangan Tim bergerak ke gudang Bulog di Buduran Sidoarjo dan hasilnya stok beras di gudang Bulog masih aman untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru 2024.
Menurut Kombes Didik, Bulog Jatim selain memenuhi kebutuhan beras di Jatim juga memenuhi kebutuhan beras di Wilayah Indonesia Timur.
Begitu pula sewaktu melaksanakan sidak di PT. Wilmar Padi Ngoro Mojokerto, Kombes Pol Didik mengungkapkan bahwa stok beras milik PT. Wilmar sangat cukup.
“Jika hanya untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru bahkan sampai akhir Januari 2024 masih mencukupi,” ujar Kombes Didik.
Sementara itu untuk masalah harga cabai menurut Kombes Didik merupakan masalah tahunan dimana setiap akhir tahun selalu mengalami kenaikan.
Hal itu karena produksi petani yang menurun sementara kebutuhan naik.
Untuk itu kedepan perlu dilakukan langkah antisipasi yang kongkret dari pemerintah.
“Alhamdulilah harga barang kebutuhan pokok di Jatim walaupun ada kenaikan tetapi masih relaatif stabil dibandingkan daerah lain di Indonesia karena memang Jawa timur merupakan salah satu Lumbung padi Nasional” Pungkas Kombes Didik.